KOTA MALANG - Menjadi bagian dari perguruan tinggi terkenal di Korea dan di tengah keberagaman budaya adalah salah satu alasan Komang Dyah Apriyanti, mahasiswi Departemen Bahasa dan Sastra Perancis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya. Komang adalah salah satu peserta International Indonesian Student Mobility Award 2022 atau IISMA. Hingga akhir tahun 2020, Komang akan menjalani kegiatan akademik di Hanyang University, Seoul, Korea Selatan.
“Saya ingin mengetahui bagaimana keberagaman etnis, tradisi dan corak budaya yang sama banyaknya seperti di Indonesia”, jelasnya, Kamis (22/9/2022).
Selama di Korea, Komang memilih mata kuliah tentang budaya, negosiasi, efek media serta penulisan naskah film, advertising dan hiburan lainnya. Selama di Hanyang University, Komang menjadi bagian dari College of Performing Arts and Sport, dengan jurusan Film and Theatre. “Jurusan ini relevan dengan yang saya jalani di UB. Selain itu juga saya tertarik dengan perkembangan dunia hiburan di Indonesia, terutama perfilman Indonesia yang lebih baik.”, terangnya.
Hal yang menarik selama berada di Korea adalah Komang menjadi lebih banyak berjalan kaki. “Kalau dulu saya bisa langsung parkir motor di fakultas, tapi di sini saya harus berjalan kaki dari stasiun ke gedung kuliah, jaraknya cukup jauh. Disini juga dosen dan staf tidak terlalu memperhatikan mahasiswa di kelas tapi sangat interaktif.
Salah satu yang mirip dengan UB adalah adanya SIAM dan GAPURA versi Hanyang yaitu LMS dan CanvasHanyang untuk jadwal kuliah, absensi dan lain sebagainya. Juga ada monumen yang seperti bundaran UB.
Baca juga:
Universitas Brawijaya Raih Akreditasi Unggul
|
Tugas perkuliahannya juga banyak project, diskusi, dan debat. Tapi, ada metode yang sama seperti di UB, yakni case based learning methods. Jika di jurusan saya, diterapkan di MK Kebudayaan Prancis. Lalu ada juga Group Based Project”, ujar Komang.
Hal lain, yang menarik menurut Komang adalah, adanya ruangan yang diisi dengan tempat tidur, dan kursi untuk beristirahat mahasiswa. “Di ruang ini, mahasiswa dapat beristirahat atau mengerjakan tugas di sela-sela kuliah, karena memang ini adalah metode HU untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa dan menyimpan energi mahasiswa”, jelasnya.
Kendala bahasa dan kuliner juga bukan menjadi masalah besar bagi Komang. Gadis Bali ini mengaku telah memiliki dasar bahasa Korea sejak sebelum berangkat. “Kalau aksara Korea memang sudah fasih sejak SMP, tapi untuk tata bahasa, saya belajar dari Twitter, dan saya juga penyuka musik Korea.
Disini, kami terbantu dengan adanya aplikasi penerjemah karena warga lokal belum banyak yang fasih berbahasa Inggris. Teknologi banyak membantu saya selama di Korea. Untuk makanan, tidak ada masalah, hanya harga makanan di sini memang cukup mahal. Jadinya harus pintar berhemat.
Baca juga:
Kode Etik Jurnalistik
|
Makanan rajin anak IISMA di Hanyang adalah ayam goreng. Karena kangen Indonesia, malah bikin ayam geprek. Selain itu, yang mengejutkan adalah banyak barang yang dijual adalah buatan Indonesia”, imbuhnya.
Selain kuliah, Komang juga mengeksplorasi Seoul. Di sela-sela kesibukan kuliah, ia juga menyempatkan berkunjung ke museum atau tempat bersejarah. “Saya sempat menikmati Chuseok, semacam perayaan Thanksgiving ala Korea dan libur tiga hari. Saya mengunjungi Gyeongbokgung Palace dan mencoba hanbok. Saya juga mengunjungi museum karena saya menyukai seni dan museum di sini tidak berbayar atau hanya membayar beberapa won saja. Saya juga sempat ke Gangnam, juga ke Itaewon untuk menikmati kuliner Indonesia yang sangat banyak disana”, ujarnya penuh semangat.
Menjadi peserta IISMA memberikan Komang kesempatan untuk berkembang. “IISMA memberikan banyak peluang kami berkembang dan menemukan hal baru. Rencananya ami akan melaksanakan pementasan. Kita juga didukung oleh KBRI in Seoul, baik moral, maupun lainnya. Teman-teman saya juga suportif, karena kami berada di negara orang, dengan kebudayaan masing-masing dan kami hanya punya satu sama lain.”, ungkap mahasiswi Angkatan 2020 ini.
Sepulangnya dari Korea, Komang berencana menularkan pengalaman dan ilmunya kepada teman-temannya. “Tentu saja saya akan melanjutkan kuliah di UB, kemudian saya juga tertarik untuk membagikan tips dan trik selama di Korea.
Yang pasti, saya ingin membagikan ilmu mengenai negosiasi melalui webinar atau artikel yang bisa di akses. Intinya, saya ingin membagi ilmu yang saya miliki selama di Korea, sebanyak mungkin dan bisa teman-teman akses di Indonesia”, pungkasnya. (VQ)